DAMPAK RESESI PADA MASYARAKAT
![]() |
Ketahanan pangan dipekarangan rumah |
sekilasdesa-Resesi ini sampai juga ke pelosok-pelosok desa, yang dirasakan oleh penduduk desa terkait resesi ini adalah sulitnya pendapatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dan harga-harga naik. Meskipun desa sebagai penopang ketahanan pangan nasional, namun kebutuhan lain yang sifatnya tidak bisa di produksi didesa harus di bayar dengan harga mahal. Penduduk desa kebanyakan tidak mengetahui apa itu resesi atau dampak resesi. Meskipun demikian, efek resesi sangatlah dirasakan.
PENGERTIAN RESESI
Resesi adalah kemerosotan ekonomi yang tidak hanya disebabkan dari aktivitas ekonomi itu sendiri. Perkembangan teknologi turut menjadi faktor adanya resesi. Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan lapangan pekerjaan yang banyak digantikan oleh teknologi terkemuka seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot.
Situasi perang antara Rusia dan Ukraina mempersulit banyak negara-negara dunia untuk membangkitkan perekonomian, yang juga masih terdampak dan dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan resesi ekonomi dunia tahun 2020, termasuk Indonesia, namun demikian perekonomian Indonesia sudah bangkit dan melepaskan diri dari resesi sejak 2021, dimana tahun 2022, di tengah gejolak ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sekitaran pada angka 5,2%. Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dalam Bincang Santai Ekonomi Syariah Jum’at Malam (BISMALAM) dengan tema “Ancaman Resesi Dunia 2023: Peluang dan Tantangan pada Ekonomi Indonesia” pada Jumat (6/1) di ruang virtual zoom meeting yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 jauh melampaui pertumbuhan 2021 yang hanya 3,69%, demikian diungkapkan mantan Ketua APTISI ini. “Lembaga ekonomi dan riset terkenal, Bloomberg, pertengahan tahun lalu menyampaikan hasil risetnya bahwa kemungkinan resesi ekonomi tahun 2023 utamanya mengenai pada negara-negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa yang probabilitasnya 40%-55%, dimana Indonesia dinilai cukup baik, namun tetap saja ancaman resesi dengan probabilitas hanya 3% dan tingkat probabilitas resesi Indonesia lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Filipina (8%), Thailand (10%), Vietnam (10%), dan Malaysia (13%),” terangnya.
Ketua Dewan Pakar MES DIY ini mengemukakan jika ramalan yang positif tentang RI harus dijadikan sebagai pil untuk membangun optimisme, terlebih jika dilihat pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang lebih 5% masih cukup baik, jauh di atas rata-rata global yang diperkirakan hanya pada kisaran 3%. “Dengan situasi perekonomian dunia yang merosot, kita seyogyanya harus lebih banyak melihat kedalam, inward looking policy, dengan tanpa sama sekali mengabaikan hubungan ekonomi global yang bagaimana pun tetap tidak bisa dihindarkan, karena jika dilihat struktur Produk Domestik Bruto Indonesia, lebih separuh ditopang konsumsi rumah tangga (C), dan bukan dari ekspor-impor, yang berarti, perekonomian Indonesia sendiri potensinya cukup besar, yang bisa dijadikan pasar dan menggerakkan produksi dalam negerinya,” tambahnya.
Lebih lanjut, anggota Paramparapraja ini menambahkan bahwa situasi politik dan keamanan di tanah air yang cenderung memanas menjelang Pemilihan Umum (pemilu) juga harus dijaga agar tidak kontra produktif terhadap perekonomian. “Stabilitas politik merupakan salah satu variabel yang dilihat pelaku ekonomi global untuk melaksanakan transaksi ekonomi atapun investasi ke suatu negara, dan akan memberikan kepastian bagi pelaku ekonomi dunia untuk beraktivitas ekonominya di tanah air, oleh karena itu, diharapkan tidak terjadi berbagai “akrobat” politik yang dapat menimbulkan ketidakpastian, dan bisa berpengaruh pada berbagai variabel dalam index “ease of doing business” di tanah air,” tegasnya.
![]() |
Anak-anak melakukan aktifitas pemanfaatan pekarangan sekolah |
Lima Cara menghadapi resesi
- Mempersiapkan Dana Darurat. Langkah utama yang benar-benar harus dilakukan untuk menghadapi resesi
- Mempersiapkan dana darurat.
- Membatasi Pengeluaran atau mengurangi hutang konsumtif
- Menambah dan Memoles Keterampilan.
- Mempersiapkan Pekerjaan Sampingan.
- Memperluas Koneksi.
- Memanfaatkan lahan kosong ditanami sayuran, rempah-rempah dan budidaya Sumber potein hewani lainnya.