Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JURNAL BONUS DEMOGRAFI DESA

Pemerintahan Desa Harus Mengoptimalkan Bonus Demografi Demi terwujudnya Kesejahteraan 

JURNAL BONUS DEMOGRAFI DESA
Doc.sekilasdesa.com

SEKILAS DESA- JURNAL BONUS DEMOGRAFI DESA-Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun. Peningkatan tersebut diikuti pula dengan menurunnya angka kelahiran serta kematian. 

Bonus Demo adalah kondisi yang terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih tinggi dari penduduk usia nonproduktif. Demo demografi dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang disebut dengan jendela peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Bonus demografi dapat membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan instrumen yang sangat baik dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan kata lain, bonus demografi yang dimanfaatkan secara optimal akan mengurangi kemiskinan secara signifikan. Namun demikian, melimpahnya penduduk bisa menciptakan kondisi yang buruk jika tidak dikelola dengan baik. 

Melimpahnya penduduk usia kerja yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan dapat meningkatkan tingkat kekerasan, tingkat kriminalitas, tingkat kemiskinan, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, berbagai kebijakan perlu dirumuskan untuk dapat memetik manfaat melalui jendela peluang yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030-2040 di Indonesia. Dalam mengoptimalkan manfaat demografi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengembangkan kualitas manusia melalui pendidikan dan pelatihan, memperluas pasar tenaga kerja, mengelola populasi penduduk, dan meningkatkan tingkat kesehatan penduduk. 

Bonus demo memberikan banyak keuntungan bagi suatu negara, terutama Indonesia. Bonus demografi juga dapat memperkuat pasar domestik. Karena jumlah penduduk usia produktif lebih besar, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri, serta dapat memperkuat sektor konsumen dan layanan. 

Namun, bonus demografi juga memiliki beberapa risiko. Jika tidak diantisipasi dengan baik, bonus Demo dapat menjadi beban bagi suatu negara. Jika jumlah penduduk usia produktif melebihi kapasitas ekonomi, maka tingkat respons dapat meningkat. Selain itu, bonus demo juga dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan jika pendapatan yang dihasilkan tidak merata. 
Untuk mengoptimalkan demografi, suatu negara harus mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup, memperkuat sektor industri dan ekonomi, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. Hal ini akan membantu memperkuat sumber daya manusia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Kesimpulannya, bonus Demo dapat memberikan banyak keuntungan bagi suatu negara jika diantisipasi dengan baik. Namun, risiko juga harus diwaspadai agar bonus demografi dapat dijalankan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan negara.

Dampak Fositif Bonus Demografi

Dampak positif bonus demografi Dengan meningkatnya jumlah individu yang termasuk dalam usia produktif, masa ini dinilai sebagai peluang besar dalam dunia industri. Anda bisa mengulik banyak manfaat dari dalam ulasan dampak positifnya berikut.
  •  Membuka peluang tenaga kerja Salah satu dari dampak positif bonus demografi adalah momen yang tepat bagi perusahaan untuk mencari kandidat yang kompeten. Hal ini juga bisa menjadi keuntungan bagi Anda yang termasuk dalam usia produktif. Sebaiknya Anda sebagai perusahaan atau calon pekerja bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik. Jangan sampai momentum ini lepas dan tidak ada keuntungan yang bisa dicapai. 
  • Perkembangan ekonomi Masa ini jelas membantu perkembangan ekonomi sebuah negara. Karena berarti semakin banyak individu yang mendapatkan kesempatan kerja, sehingga semakin banyak sumber daya manusia yang dimanfaatkan. Selain peluang tenaga kerja, dampak positif bonus demografi juga tercermin dari semakin banyaknya investasi yang dilakukan. Dengan begitu, otomatis akan membantu sektor ekonomi untuk semakin bertumbuh. Pertumbuhan tersebut juga bisa membantu pemerintah dalam mempersiapkan percepatan pembangunan negara menjadi lebih maju. 
  • Pertumbuhan sektor pemerintah yang lain Selain ekonomi, pastinya demographic dividend membawa keuntungan bagi sektor yang lain, misalkan saja pendidikan. Dengan adanya prediksi bonus demografi 2030, pemerintah pasti akan merancang sistem pendidikan yang lebih baik demi meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya rancangan sistem yang lebih baik, sektor pendidikan akan mengalami peningkatan. 

Damfak Negatif Bonus Demografi

Dampak negatif bonus demografi Momen demographic dividend tidak hanya akan menghadirkan keuntungan bagi sebuah negara. Jika tidak dipersiapkan dengan matang, maka fenomena ini akan membawa dampak negatif dan menjadi sebuah masalah.
  1. Membludaknya angka pengangguran Pertama, dampak bonus demografi adalah membludaknya angka pengangguran. Jumlah usia produktif yang diperkirakan mencapai 60%-70% dari total penduduk. Jika kesempatan ini tidak disalurkan dengan baik, bukan tidak mungkin malah menjadi bencana bagi suatu negara. Jumlah yang besar itu justru bisa menjadi titik dimana angka pengangguran akan membludak. Karena itu, tindakan preventif seperti perancangan peluang kerja sejak dini bisa dilakukan sebagai pencegahan. 
  2. Kualitas dan kualifikasi SDM yang tidak seimbang Dengan banyaknya usia produktif, perusahaan yang berlomba membuka peluang pekerja akan semakin selektif. Mereka tidak menginginkan dari sekian banyak individu masuk sembarangan, sehingga kualifikasi yang ditetapkan juga akan semakin sulit. Dampak negatif bonus demografi ini menjadi tantangan bagi pemerintah, perusahaan, sekaligus para individu usia produktif itu sendiri. Jika pemerintah tidak berhasil menyediakan fasilitas untuk membentuk sumber daya manusia dengan baik, maka akan terjadi ketidakseimbangan. Pemerintah harus bisa menyediakan kebutuhan pendidikan yang memadai untuk membentuk sumber daya yang bagus. Baru para masyarakat produktif dan perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. 
  3. Aging Population Selain istilah demographic dividend, istilah lain yang berkaitan dengan demografis adalah aging population. Peningkatan jumlah angka lansia yang drastis dan mendominasi masyarakat suatu negara merupakan yang dinamakan aging population. Jika pemerintah atau Anda sebagai pebisnis kehilangan peluang ini, kemungkinan besar Indonesia akan mengalami aging population. Dimana angka harapan hidup tetap tinggi namun dengan dominasi lansia. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kemajuan negara. Era bonus demografi yang ditandai dengan besarnya penduduk usia produktif (15-64 tahun) dibandingkan dengan penduduk non produktif (0-14 tahun dan lebih dari 65 tahun) atau rasio ketergantungan kurang dari 50, akan menjadi era yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan sebuah bangsa. Karena di era ini, dengan banyaknya penduduk di usia produktif akan menjadi kekuatan besar untuk membangun negara sehingga mencapai kemajuan yang berarti. Beberapa negara di Asia seperti Jepng, Korea, Singapura dan Taiwan telah mampu melewati era bonus demografi dengan baik sehingga negara-negara tersebut saat ini telah menjadi negara maju dengan tingkat kemakmuran yang tinggi. 

Menurut Maliki, era bonus demografi akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa dengan beberapa syarat diantaranya penduduk usia produktif yang ada memiliki kompetensi yang tinggi, tersedia lapangan kerja yang cukup, serta situasi negara yang kondusif untuk pembangunan. Akan menjadi beban apabila penduduk usia produktif yang ada tidak memiliki ketrampilan dan daya saing. Apalagi tidak semua penduduk usia produktif ini betul-betul produktif, karena berbagai faktor seperti cacat fisik/mental, malas kerja, atau memang tidak niat kerja karena sudah punya sumber kehidupan yang mencukupi.

Optimalisasi pemerintahan desa mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM)

Pemerintahan Desa harus mendorong terhadap Pembangunan Sumber daya Manusia ( SDM) , dengan anggaran dana desas yang dialokasikan untuk pembangunan SDM sebagai strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan,  pilihan strategi  tersebut diupayakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Urgensi pembangunan  sumber daya manusia menjadi faktor kunci  dalam memenangkan persaingan global, yang membawa konsekuensi semakin ketatnya persaingan ditengah ketidakpastian, langkah strategis ini sudah selayaknya mendapatkan dukung  penuh  dari seluruh  pemangku kepentingan.

Penguatan sumber daya manusia menuju manusia unggul memiliki korelasi yang erat dengan peningkatan produktivitas kerja, dalam memenangkan persaingan ditengah perubahan-perubahan yang berlangsung cepat dalam dunia bisnis, ekonomi politik dan budaya. Di tengah gejolak ekonomi dunia yang semakin bersaing, pemerintah desa  dituntut untuk tetap konsisten menaikkan angka pertumbuhan ekonomi, guna menjawab masalah peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini berbarengan dengan derasnya harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai  negara maju dengan potensi bonus demografi  dan anugerah sumber daya alam.

Harapan ini tidaklah berlebihan bila melihat capaian pembangunan yang telah berhasil diraih oleh bangsa Indonesia melalui pembanguna dari desa dalam waktu akhir-akhir ini,   dan juga beberapa prediksi  lembaga survei asing, yang memproyeksikan Indonesia  akan  sejajar dengan Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.

Indonesia juga memiliki berbagai  aspek potensial yang dapat menjadi  ‘senjata ampuh’ bila kita mampu mentransformasikannya menjadi  potensi yang berkonstribusi positip terhadap pencapaian Indonesia unggul , utamanya dalam mewujudkan impian besar para pendiri bangsa  akan peningkatan  kesejahteraan rakyat.

Pembangunan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila mencermati data yang dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas SDM Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Sementara itu, di tahun yang sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 63 negara. Peringkat ini masih kalah dari dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia yang masing-masing berada diperingkat 13 dan 22.

Harapan itu ada

Kita patut bersyukur dalam  rentang waktu pemerintahannya, Presiden Jokowi  telah  berhasil membangun fondasi yang dipersyaratkan untuk menuju Indonesia unggul, indikatornya tercermin dari  masifnya pembangunan infrastruktur, percepatan, dan pemerataan pembangunan dengan konsepsi Indonesia Sentris. Pondasi ini diharapkan dapat menjadi batu lompatan dalam  memajukan pembangunan manusia.

Pembangunan manusia menjadi satu keniscayaan  bagi suatu bangsa, karena sejatinya pembangunan tidak hanya dilihat dari capaian fisik saja tetapi juga dari sudut manusianya, hal ini sejalan dengan kriteria yang dikembangkan  UNDP, dimana pembangunan seharusnya tidak hanya dianalisis dari pertumbuhan ekonomi saja, tapi juga harus dipahami dari sudut manusianya. Untuk itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diciptakan untuk menegaskan bahwa manusia dan segenap kemampuannya harus menjadi kriteria utama untuk menilai keberhasilan pembangunan sebuah negara.

Pembangunan Manusia  dengan peta jalan yang jelas dan terukur dan  dilakukan secara  massif,  sangat diperlukan guna menjawab tantangan pembangunan dan memastikan konstribusinya terhadap pencapaian Visi Indonesia 2045, utamanya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, maju, berdaulat, adil dan makmur, menjadi ekonomi terbesar ke-lima dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 7,3 triliun dollar AS dan pendapatan per kapita di atas 25 ribu dollar AS.